Jumat, 05 April 2013

Bhinneka Tunggal Ika


Lagi-lagi suruh bikin drama,,wadaw..PeEr bgt deh. Trus apalagi nih yang mau ditampilin..hemm..#tampang mikir..walaupun sbenernya lbh kaya tampang orang oon yg gk tau apa-apa..:) Trus mau cerita pa nih,,oh iya back to topic. Sbenernya mau cerita soal drama Cabhe Mandala yg dipentasin tgl 22 Maret 2013 kemarin..Emang sih untuk kedua kalinya kalah...sedihh sih tapi gapapa. Niat awalnya kan Cuma buat seru-seruan gitu. Yach itung-itung ngeksis. Sapa tau ada produser yang liat. Trus ngajakin kita-kita casting, habis tu dijadiin artis deeh..#Glodakk..!! Adaw..
Temanya tu ttg “DIVERSITY IN UNITY”..keren bgt gag tuuh..hayoo pada tau artinya gak?//was lah dari pada basa-basi langsung ke cerita ssungguhnya wae.// Nah awal ceritanya sempet bngung ni. Mau apaaa yg dipentasin. Sutradaranya- jeng Niken K- lah yg mungkin ikut andil besar tersukseskannya drama ini. Slain sutradara dy juga merangkap jadi penulis skenario..Hebat gag tuuh. Gilak juga, cuma dlm wktu satu malam, skenario pun jadi..Jadi senin siang langsung deh casting pemeran.N eng-ing-eng didapetlaah orang” ini sbg pemainnya yg ntar bkal mejeng di panggung.
            Niken K          : narator
            Widy              : Bu Guru
            Aji                   : pak Kepsek
            Jana                : siswa baru asal Papua –namanya Ongenesia-
Budi                : siswa betawi –gue kasih nama dia Pii-
            Isma               : siswa betawi –cocoknya Jamileh-
            Fatma                        : siswa jawa
            Nita                : siswa jawa
            Shela              : siswa batak
            Rizkawati      : siswa batak
Kerennya lagi krna konsepnya kaya drama musikal,jadilah si sutradara cari org” buat jadi penarinya
Arif & Dhani : penari papua
Ika & Niken F : penari jawa
Fajar & Iyaz : penari tor-tor
Firma & Ucup : Penari betawi.
Dan kalian tau gimana pusingnya bikin koreo buat tarian” itu..hiks. Weeh tapi kerenlah pokoknya..Sulit buat diceritain

>>>Sinopsis<<<
Suatu ketika di SD Bhinneka Tunggal Ika yg siswa-siswanya berasal dari berbagai macam suku di Indonesia, kedatangan siswa baru yang asalnya dari Papua. Sayangnya siswa baru itu dikucilkan dan dimusuhi oleh teman-temannya karena dia berbeda. Mereka salng mengejek satu sama lain, hingga terjadi pertengkaran. Tetapi pada akhirnya, mereka tau perbedaan bukanlah hal yang perlu diperdebatkan. Perbedaan itulah yang seharusnya membuat kita saling menyayangi. Satu nusa satu bangsa. Karena kita INDONESIA
             

Kamis, 14 Maret 2013

KATA KERJA OPERASIONAL KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK

Kata Kerja Ranah Kognitif

Pengetahuan (C1)
Pemahaman (C2)
Penerapan (C3)
Analisis (C4)
Sintesis (C5)
Penilaian (C6)
Mengutip Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indeks
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadari
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis
Memperkirakan Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontraskan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan
Menugaskan Mengurutkan
Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasi
Memodifikasi
Mengklasifikasi
Menghitung
Membangun
Membiasakan
Mencegah
Menentukan
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki
Mengoperasikan
Mempersoalkan
Mengkonsepkan
Melaksanakan
Meramalkan
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi
Memproses
Meramalkan
Menganalisis Mengaudit
Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Merinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Megkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit
Mengaitkan
Memilih
Mengukur
Melatih
Mentransfer
Mengabstraksi Mengatur
Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk
Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi
Membandingkan Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan




Kata Kerja Ranah Afektif
Menerima (A1)
Menanggapi (A2)
Menilai (A3)
Mengelola (A4)
Menghayati (A5)
Memilih Mempertanyakan
Mengikuti
Memberi
Menganut
Mematuhi
Meminati
Menjawab Membantu
Mengajukan
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
Mengasumsikan Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Mengusulkan
Menekankan
Menyumbang
Menganut Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
Mengubah perilaku Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasi
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan



Kata Kerja Ranah Psikomotorik
Menirukan (P1)
Memanipulasi (P2)
Pengalamiahan (P3)
Artikulasi (P4)
Mengaktifkan Menyesuaikan
Menggabungkan
Melamar
Mengatur
Mengumpulkan
Menimbang
Memperkecil
Membangun
Mengubah
Membersihkan
Memposisikan
Mengonstruksi
Mengoreksi Mendemonstrasikan
Merancang
Memilah
Melatih
Memperbaiki
Mengidentifikasikan
Mengisi
Menempatkan
Membuat
Memanipulasi
Mereparasi
Mencampur
Mengalihkan Menggantikan
Memutar
Mengirim
Memindahkan
Mendorong
Menarik
Memproduksi
Mencampur
Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus
Mengalihkan Mempertajam
Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjeniskan
Menempel
Menseketsa
Melonggarkan
Menimbang

Senin, 12 November 2012

MANAJEMEN KETATALAKSANAAN PENDIDIKAN


MANAJEMEN KETATALAKSANAAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Suyud, M.Pd

Oleh
Ibnu Aji Setyawan                  NIM 11108241106/ 3B
Enggar Saraswati                    NIM 11108241112/ 3B
Widy Dyah Mulyani               NIM 11108244039/ 3B
Novia Ika Putri Utami             NIM 11108244047/ 3B




PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu administrasi sebagai ilmu yang membahas tentang usaha-usaha manusia dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja di dalam suatu kelompok, disamping diarahkan untuk mencari metode dan alat kerja yang tepat, ternyata menaruh perhatian yang besar pula terhadap pembinaan dan pengaturan tenaga manusia sebagai unsur pelaksana.
Di lingkungan lembaga pendidikan formal, terlibat sejumlah manusia yang harus bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan. Usaha pembinaan, pengembangan dalam pengendalian lembaga tersebut tidak dapat dilepaskan dari masalah metode dan alat serta maslah manusianya sendiri yang harus mampu menerapkan kerja secara efektif. Oleh karena itulah maka di dalam usaha pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha-usaha pendidikan formal sangat diperlukan penerapan ilmu administrasi.
Antara kegiatan administrasi pendidikan, manajemen pendidikan, kepemimpinan pendidikan dan supervisi pendidikan pada dasarnya saling menjalin satu dengan lainya, sabagai kegiatan yang dapat menunjang keprofesionalan para petugas pendidikan dalam mewujudkan tujuan di lingkungan lembaga pendidikan masing-masing. Oleh karena itulah perlu ditekankan kembali bahwa setiap petugas pendidikan terutama guru tidak cukup hanya dibekali kemampuan profesionalitas. Mereka juga harus dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam berbagai bidang agar mampu mewujudkan kerjasama yang efektif bagi pencapaian tujuan.
KAJIAN PUSTAKA
A.  Konsep Dasar dan Fungsi Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan
1.    Pengertian Ketatalaksanaan Pendidikan
Tata laksana atau disebut juga tata  usaha pendidikan yaitu segenap proses kegiatan menghimpun (menerima), mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Dengan pengertian ini maka tata laksana atau tata usaha bukan hanya meliputi surat-surat saja tetapi mencangkup pengelolaan semua bahan keterangan atau informasi yang berwujud warkat.
Dalam membahas pengelolaan warkat, tidak lepas dari pengelolaan arsip atau biasa disebut “kearsipan”. Secara sederhana, kearsipan diartikan sebagai suatu proses pengelolaan warkat mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat menurut sistem tertentu, sehingga pada saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan, serta arsip-arsip tersebut tidak bernilai guna lagi, maka harus dimusnahkan. Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi organisasi.
Keunggulan dan fungsi sistem penanganan kearsipan yang tertata dalam setiap organisasi, yaitu sebagai berikut.
a.    Aktivitas kantor/ organisasi akan berjalan dengan lancar.
b.    Dapat dijadikan bukti-bukti tertulis apabila terjadi masalah.
c.    Dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi secara tertulis.
d.   Dapat dijadikan bahan dokumentasi.
e.    Dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
f.     Sebagai alat pengingat.
g.    Sebagai alat penyimpan warkat.
h.    Sebagai alat bantu perpustakaan di organisasi apabila memiliki perpustakaan.
i.      Merupakan bantuan yang berguna bagi pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan organisasi.
j.      Kearsipan berarti penyimpanan secara tetap dan teratur warkat-warkat penting mengenai kemajuan organisasi.
Sistem kearsipan yang sering dan masih berlaku instansi-instansi di antaranya adalah sebagai berikut.
a.    Sistem sentralisasi merupakan kearsipan dimana semua surat perusahaan disimpan dalam satu ruangan bukan dalam kantor terpisah.
b.   Sistem desentralisasi adalah sistem kearsipan yang dalam pelaksanaannya tidak dipusatkan pada satu unit kerja, karena masing-masing unit pengelola menyimpan arsipnya.
Kegiatan inti dari kearsipan adalah filling yaitu penyimpanan secara tetap dan teratur warkat-warkat penting mengenai kemajuan sistem organisasi. Menurut arsip nasional, filling/memfile adalah cara mengatur dan menata berkas dalam susunan yang sistematis. Menurut Ensiklopedia Administrasi, filling adalah suatu bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan warkat-warkat secara sistematis sehingga bilamana diperlukan lagi, warkat-warkat itu dapat ditemukan kembali dengan tepat.
Dengan demikian, filling dapat diartikan sebagai suatu proses penciptaan, pengumpulan, pemeliharaan, pengaturan, pengawasan, penyusunan, dan penyimpanan warkat dengan cara atau metode yang sistematis sehingga warkat tersebut dengan mudah cepat dan tepat dapat ditemukan kembali apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Sistem penyimpanan yang sesuai diantaranya sebagai berikut.
a.    Sistem abjad merupakan suatu sistem dan penemuan kembali warkat-warkat berdasarkan abjad.
b.   Sistem masalah merupakan suatu sistem penemuan dan penyimpanan kembali menurut isi pokok atau perihal surat.
c.    Sistem nomor merupakan pemberian nomor yang terdapat pada folder.
d.   Sistem tanggal merupakan penyimpanan surat berdasarkan tanggal, hari, bulan/tahun tanggal dijadikan kode surat.
e.    Sistem wilayah merupakan penyimpanan berdasarkan daerah/wilayah surat yang diterima.
2.    Penanganan Surat-Menyurat
Sebelum masuk pada proses pengurusan atau penanganan surat perlu diketahui terlebih dahulu jenis-jenis surat. Beberapa jenis surat yang sering beredar di dalam maupun antar instansi adalah surat dinas, nota dinas, memo, surat pengantar, surat kawat, surat edaran, surat undangan, surat keputusan, instruksi, surat tugas, dan pengumuman. Menurut sifatnya surat dinas dapat dibedakan atas surat rahasia, surat penting, dan surat biasa. Menurut derajat penyelesaiannya ada surat yang sangat segera dan segera.
Proses penanganan surat menurut LAN RI (1997), melalui tahap-tahap sebagai berikut.
a.    Penyortiran surat, berdasarkan suratpenting, surat dinas pemenrintah, surat dinas perusahaan, surat dinas perorangan.
b.   Pembukaan sampul dan pengeluaran surat dari dalam sampul.
c.    Meneliti surat.
d.   Pembacaan surat dan pemberian kartu disposisi.
e.    Penyampaian surat (intern).
f.    Pencatatan surat (menggunakan kartu kendali, buku agenda, buku pembantu agenda).
g.   Langkah akhir (penyimpanan surat baik arsip aktif maupun inaktif).
3.    Ruang Lingkup Kegiatan dalam Urusan Ketatalaksanaan Pendidikan
Pekerjaan ketata usahaan bukan monopoli petugas administrasi saja, tetapi pegawai-pegawai edukatif juga memerlukan kegiatan yang bersifat ketatalaksanaan tersebut. Bagian ketatausahaan sekolah dimaksudkan untuk dapat mempermudah proses penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah. Secara rinci kegiatan sekolah yang dibantu kemudahannya adalah kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
a.    Kegiatan yang menyangkut manajemen kurikulum, antara lain berkenaan dengan kegiatan pendokumentasian buku kurikulum, pencatatan pengaturan jadwal, pencatatan pembagian tugas mengajar, pencatatan kegiatan evaluasi hasil belajar.
b.   Kegiatan yang menyangkut manajemen murid, misal berkaitan dengan kegiatan pencatatan penerimaan murid baru, pencatatan murid baru ke dalam Buku Induk Siswa, Buku Klapper, pencatatan mutasi siswa.
c.    Kegiatan yang menyangkut manajemen personil atau tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, antara lain terlihat dalam kegiatan pencatatan keadaan personel, mutasi personel, promosi personel, pemutusan hubungan kerja personel.
d.   Kegiatan mengenai surat-menyurat, mencangkup pencatatan, pendokumentasian, penemuan kembali, penyampaian surat masuk maupun surat keluar.
e.    Kegiatan yang menunjang manajemen keuangan, akan berkenaan dengan pencatatan pemasukan dan penggunaan keuangan sekolah, pencatatan pertanggung jawaban keuangan sekolah.
f.    Kegiatan yang menunjang manajemen sarana dan prasaran, mencangkup inventarisasi sarana dan prasarana sekolah antara lain pencatatan pengadaan, pemeliharaan, distribusi, penggunaan, dan penghapusan barang.
g.   Kegiatan yang menunjang hubungan sekolah dengan masyarakat, berkait dengan pencatatan kegiatan husemas baik internal maupun eksternal.
Sesuai dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pekerjaan-pekerjaan tata laksana sekolah dapat dibantu dengan pemanfaatan teknologi yang sesuai. Pada saat ini, dapat dikatakan semua kantor sekolah dalam menyelesaikan perkerjaan kantor (tata usaha) memanfaatkan computer untuk mempercepat dan mempermudah semua aktivitas yang dilakukannya.
Dalam penerapan TIK untuk kegiatan tata usaha di lingkungan pendidikan, akan berjalan seiring dengan kemampuan lembaga atau sekolah dalam menyiapkan perangkat otak (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan organisasi atau manajemen. Salah satu wujud penerapan TIK dalam dunia pendidikan adalah dikembangkannya sistem informasi manajemen (SIM) sebagai upaya untuk menyediakan data dan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan di semua  level manajemen (bawah, menengah, dan atas).
B.  Prosedur Penataan Ketata laksanaan Lembaga Pendidikan
Untuk mewujudkan fungsi ketatalakanaan lembaga pendidikan, maka butuh penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan. Adapun prosedur penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
1.    Surat Dinas Sekolah dan Buku Agenda
Semua surat menyurat yang dilakukan dalam rangka kepentingan kehidupan dan realisasi program sekolah, disebut surat dinas.  Surat masuk maupun surat keluar harus dicatat disertai arsp-arsipnya. Pencatatan tersebut dibedakan dalam buku agenda surat masuk dengan buku agenda surat keluar.
Surat yang bersifat kedinasan, baik dinas pemerintahan, maupun dinas swasta, biasanya bersifat resmi, dan menggunakan bahasa Indonesia baku. Sedangkan buku agenda berfungsi sebagai catatan keluarnya surat, dengan pencatatan: a) Nomor urut surat keluar, b) Tanggal surat keluar (pengirim), c) Alamat surat/ kepada siapa, d) Pokok isi surat, e) Keterangan.
2.    Buku Ekspedisi
Buku ekspedisi berfungsi sebagai bukti bahwa suatu surat yang dikirimkan sudah sampai kepada alamat atau petugas yang diserahi tanggung jawab.
3.    Buku Catatan Rapat Sekolah (notulen)
Notulen berfungsi sebagai catatan proses, hasil, atau keputusan yang diambil pada saat rapat sekolah, biasa disebut Rapat Dewan Guru atau Rapat Guru. Berdasarkan materi yang dibicarakan dalam rapat sekolah, rapat tersebut antara lain:
a)    Rapat kenaikan kelas.
b)   Rapat kelulusan EBTA (ujian).
c)    Rapat penerimaan murid baru.
d)   Rapat pembagian tugas  mengajar.
4.    Buku Pengumuman
Buku pengumuman ini berasal dari kepala sekolah, dimaksudkan sebagai media informasi (pemberitahuan) yang ditujukan kepada para guru. Adapun isi pengumumannya (dapat bersifat intruksi) bermacam-macam. Pada intinya selalu menyangkut masalah pembinaan sekolah. Setiap guru yang sudah membaca pengumuman tersebut diwajibkan membubuhkan tanda tangannya (sebagai tanda bahwa ia telah membacanya). Dengan demikian, buku pengumuman ini lebih tepat, dibanding papan pengumuman.
Jika pengumuman itu ditujukan kepada murid, buku pengumuman juga bisa dipakai, tetapi seorang petugas sekolah harus ditunjuk untuk membacakannya disetiap kelas.
5.    Kegiatan Administrasi yang Didindingkan
           Yang dimaksud kegiatan ini adalah kegiatan pencatatan atau pendataan, yang kemudian hasil pencatatan tersebut dipasang atau ditempel pada dinding, baik dinding kelas, maupun dinding kantor guru, atau Tata Usaha sekolah. Kegiatan semacam ini lebih dikenal dengan administrasi yang didindingkan.
6.    Administrasi Keuangan Sekolah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula sekolah. Perihal keuangan sekolah, pada garis besarnya berkisar pada uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personil, gaji, serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah, seperti perbaikan sarana.
Pekerjaan ketatalaksanaan dalam lembaga pendidikan meliputi rangkaian aktivitas, menghimpun, mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap usaha kerjasama. Menurut The Liang Gie (200: 50) :
1.        Menghimpun yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap dipergunakan bila mana diperlukan.
2.        Mencatat yaitu meliputi kegiatan membubuhkan dengan berbagai alat tulis-menulis mengenai keterangan-keterangan yang diperlukan sehingga terwujudlah tulisan-tulisan yang dapat dibaca, dikirim, atau disimpan.
3.        Mengelola yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-keterangan dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna atau lebih jelas untuk dipakai.
4.        Menggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak jumlah yang diperlukan.
5.        Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari pihak pertama ke pihak lain.
6.        Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat di tempat tertentu yang aman.
Dibawah ini dikemukakan beberapa instrumen (format-format) yang mencerminkan adanya kegiatan administrasi keuangan sekolah tersebut yaitu:
a)        Administrasi pembayaran SPP
Format yang digunakan dapat menggunakan contoh sebagai berikut :
(1)   Kartu pembayaran SPP.
(2)   Buku harian penerimaan SPP. Buku ini untuk mencatat penerimaan sehari-hari.
(3)   Buku penerimaan SPP per kelas. Buku ini untuk merinci penerimaan SPP tiap kelas, dan disetor pada bendahara sekolah
(4)   Bendaharawan sekolah memasukkan SPP tersebut dalam buku kas SPP, dimaksudkan untuk membantu  pembinaan pendidikan seperti yang ditunjukkan pada putusan yang telah dibuat yakni untuk membantu penyelenggaraan sekolah, kesejahteraan personil, perbaikan sarana, dan kegiatan supervisi.
Yang dimaksud penyelenggaraan sekolah adalah :
~          Pengadaan alat atau bahan administrasi
~          Pengadaan alat atau bahan pelajaran
~          Penyelenggaraan ulangan, evaluasi belajar, kartu pribadi, rapot, dan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB)
~          Pengadaan perpustakan sekolah
~          Prakarya dan pelajaran praktik
(5)   Buku kas tabelaris. Buku ini memiliki lajur yang banyak, sesuai dengan jenis pemasukan dan pengeluaran uang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan melihat uraian tiap jenis pemasukan dan pengeluran, serta mudah membuat perhitungan sisa kurang, atau lebih. Setiap halaman buku kas ini di jumlahkan, kemudian dipindah ke halaman berikutnya. Biasanya, buku ini ditutup sekali setahun
b)        Adminitrasi keuangan yang berasal dari pemerintah
Meliputi pembayaran gaji pegawai, atau guru, dan belanja barang. Untuk pertanggung jawaban uang tersebut, diperlukan beberapa format dari daftar peneriman gaji, dan Surat Perintah Mengambil Uang (SPMU)
c)        Adminitrasi keuangan yang berasal dari BP3
BP3 bertugas untuk memberikan bantuan dalam penyelengaraan sekolah. Dapat berbentuk uang, atau bentuk lain, seperti perbaikan sekolah, pembagunan lokal baru, dan sebagainya.

d)       Lain- lain
Dalam hubungan ini, misalnya kegiatan arisan di sekolah, koperasi antar guru dan lain-lain. Perlu di susun suatu format yang disebut kartu pembayaran gaji. Kartu ini sering di sebut Daftar Potongan Gaji, karena lebih menekankan besar jumlah potongan gaji pegawai yang bersangkutan.
C.  Perangkat Penataan Informasi Ketata laksanaan Lembaga Pendidikan
Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pendidikan
Sistem informasi manajemen telah ada dan berfungsi untuk memberikan informasi bagi manajer yang memungkinkan mereka merencanakan serta mengendalikan operasi (Mukhlis,2010). Dengan demikian, sistem informasi manajemen pendidikan adalah memberikan informasi bagi manajer dalam merencanakan, serta mengendalikan operasi dalam ruang lingkup pendidikan.
Dalam kehidupan dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :
1.      Bidang pendidikan / e-education,
2.      Bidang pemerintahan / e-government,
3.      Bidang keuangan dan perbankan (Mukhlis,2010).
Transisi pemanfaatan sistem informasi dalam dunia pendidikan saat ini adalah di mana globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan, dari pendidikan tatap muka yang konvensional, ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay,dalam Mukhlis,2010).
Mason (dalam Mukhlis, 2010) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin.
Tony Bates (dalam Mukhlis, 2010) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, serta mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
Romiszowski & Mason (dalam Mukhlis, 2010) memprediksi penggunaan “Computer-based Multimedia Communication (CMC) yang bersifat sinkron dan asinkron. Ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga”, dan kompetitif.
SIM sering disamakan dengan TIK. TIK memiliki bidang kajian yang bermacam-macam karena dalam TIK tidak hanya membahas masalah tekonologi informasi dan komputer tetapi juga membahas teknologi komunikasi dan telekomunikasi. Adapun bidang kajian TIK sebagai berikut:
Ø  e-learning,
Ø  manajemen informasi,
Ø  tekonologi informasi,
Ø  teknologi komputer,
Ø  SIM,
Ø  internet,
Ø  teknologi telekomonikasi (handphone, telepon, teknologi tanpa kabel dan menggunakan kabel),
Ø  teknologi jaringan komputer (LAN, MAN, dan WAN)
Ø  sistem keamanan jaringan komputer, dan
Ø  sistem basis data.
Jadi, SIM merupakan bagian dari bidang ilmu TIK yang pada implementasinya saling terkait, seperti implementasi SIM di sekolah membutuhkan jaringan komputer (LAN dan MAN) dan jaringan telepon agar bisa diakses banyak orang, sistem e-learning di sekolah memerlukan jaringan komputer dan telepon agar  dapat diakses siswa dari rumah masing-masing dan masih banyak yang lain.
Setiap organisasi pasti terdapat arus informasi. Semakin besar organisasi tersebut, semakin besar pula arus informasi yang terjadi. Pimpinan organisasi pendidikan sangat membutuhkan informasi terbaru dan akurat dalam pengambilan keputusan untuk pengemban organisasi pendidikan dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam rangka pengembangan informasinya. Untuk mendapatkan sistem informasi yang handal, maka perlu sistem pengelolaan yang baik oleh pimpinan organisasi pendidikan. Karena informasi yang dikelola dengan baik akan menghasilkan suatu informasi manajemen yang handal.
Konsep Dasar Informasi
Menurut Clagget (1997:6), data adalah fakta dan angka yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, dan biasanya berbentuk catata n historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali dalam rangka pengambilan keputusan. Contohnya buku penunjang, buku besar dan sebagainya. Informasi adalah data yang telah diambil kembali, diolah, atau sebaliknya digunakan untuk tujuan informatif, kesimpulan, argumentatif, dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Jadi sistem informasi berfungsi untuk menyediakan informasi yang sesuai akurat kepada para pengguna yang tepat.
Menurut McLeod, Jr., (2001:5) data adalah fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Contoh data jumlah sks dosen, data jumlah jam mengajar guru, dan sebagainya. Sedangkan informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.
Dari pernyataan Davis (1993: 28-29), dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta-fakta, simbol-simbol, dan angka-angka yang relatif tidak berarti sebelum diadakan proses selanjutnya terhadap data tersebut. Sedangkan definisi informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima. Beliau juga mengatakan bahwa ciri-ciri informasi dalam lingkup informasi manajemen adalah sebagai berikut:
1.      Benar atau salah. Berhubungan dangan realita atau tidak.
2.      Baru. Informasi yang diterima benar-benar baru.
3.      Tambahan. Dapat memberikan tambahan terhadap informasi yang telah ada.
4.      Korektif. Dapat menjadi koreksi atas informasi yang salah atau palsu.
5.      Penegas. Mempertegas informasi yang telah ada.
Sondang P. Siagian, (1990:30) memberikan ciri khas informasi yaitu dihubungkannya informasi-informasi itu dengan kegiatan-kegiatan perorangan, perusahaan, organisasi sosial, dan kegiatan-kegiatan pemerintah.
Murdick, (1997:194) mengatakan bahwa ada enam karakteristik dari jenis informasi yang paling tepat dalam penggunaannya dengan komputer, yaitu:
1.      Kecepatan, alat komputer sangat besar nilainya apabila diperlukan kecepatan dalam pengolahan data;
2.      Kuantitas, data dalam volume yang besar dapat diproses dengan cepat;
3.      Repetitif, data yang diulang dapat diproses dengan cepat;
4.      Kompleksitas, masalah-masalah dengan bermacam-macam variabel yang saling berinteraksi, dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat;
5.      Input yang pasti; komputer membutuhkan input yang pasti intuisi dan pertimbangan bukanlah atribut dari mesin.
6.      Output yang akurat; hasil yang sangat akurat dapat diperoleh, dan hal ini tidak dipengaruhi oleh rasa kebosanan dan kelelahan.
Menurut Sondang P. Siagian, (2001:15) dapat ditempuh delapan tahap penting dalam penanganan informasi, yaitu:
1.      penciptaan informasi,
2.      pemeliharaan saluran informasi,
3.      transmisi informasi,
4.      penerimaan informasi,
5.      penyimpanan informasi,
6.      penelusuran informasi,
7.      penggunaan informasi, dan
8.      penilaian kritis dan umpan balik.
Devinisi SIM
SIM adalah suatu sistem yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk menyediakan informasi yang penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Implementasi SIM berbasis komputer diharapkan dapat menyelesaikan dengan cepat dan tepat masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Sistem ini memiliki keunggulan dalam mengelola informasi antara lain: kecepatan, kuantitas, repetitif, kompleksitas, akurasi yang tinggi dan keunggulan yang lainnya sehingga dapat mendukung perkembangan suatu organisasi. Sedangkan tugas dari sistem informasi manajemen berbasis komputer adalah  memberikan kemudahan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian terhadap kegiatan suatu organisasi tersebut dapat tercapai.
Unsur-unsur SIM Berbasis Komputer
Onong Uchjana Effendi, (1989) membedakan tiga unsur dasar dalam sistem informasi manajemen berbasis komputer, yaitu:
1.      hardware (perangkat keras),
2.      software (perangkat lunak), dan
3.      brainware (personalia).
Ross, (1997:313) mengelompokkan unsur dasar sistem informasi manajemen berbasis komputer menjadi tiga macam, yaitu:
1.         hardware (perangkat keras),
2.         software (perangkat lunak), dan
3.         brainware (personalia).
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dasar sistem informasi manajemen berbasis komputer terdiri dari tiga unsur sebagai berikut:
1.      hardware (perangkat keras),
2.      software (perangkat lunak), dan
3.      brainware (personalia).
Mekanisme Kerja SIM Berbasis Komputer
Sistem informasi manajemen, baik sistem informasi manual maupun yang dilengkapi dengan perlengkapan sistem komputer memiliki komponen dasar yang sama, yaitu masukan berupa bahan informasi/data, pengolah data, instruksi dan prosedur, keluaran, serta catata n-catata n dan arsip. Menurut Ricard L. Nolan, terdapat enam tahap pertumbuhan dan perkembangan SIM pada organisasi, yaitu:
1.    Tahap Initiation
a.       Terutama diusahakan agar penggunaan komputer untuk sistem informasi dapat menekan biaya yang dikeluarkan organisasi (untuk tujuan efisiensi).
b.      Bagian PDE mengusahakan agar dapat menggunakan dan menguasai teknologi komputer semaksimal mungkin.

2.    Tahap Contagion
a.       Merupakan tahap pengolahan data, namun setiap pemakai komputer menyiapkan sendiri-sendiri menurut seleranya masing-masing walapun saling terkait antara sistem informasi top manajer, manajer menengah dan tingkat operasional.
b.      Diperlukan sinkronisasi.
3.    Tahap Control
a.       Membenahi penerapan sistem informasi yang menggunakan komputer.
b.      Pendokumentasian secara sistematis.
c.       Penerapan teknologi database dikembangkan secara online.
d.      Manfaat komputer sangat besar sebagai alat bantu.
4.    Tahap Integration
a.       Tahap peningkatan efiensi usaha dan pengendalian efektif.
b.      Perlu diintegrasikan dengan cara lainnya.
5.    Tahap Data Administrasi
a.       Membuat konsep pelaksanaan administrasi terhadap data yang dikumpulkan.
b.      Sebagai alat yang dapat dipercaya keakuratannya.
6.    Tahap Maturity
a.       Tercapainya keseimbangan antara data yang digunakan bersama seluruh unit yang berkepentingandengn data yang digunakan sendiri,
b.      User dan bagian PDE bertanggungjawab atas kuantitas data dan rancangan penerapannya.
Mudrick (1997:98) menyatakan komponen-komponen sistem informasi manajemen dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
a.       input data,
b.      pengolah data,
c.       catata n dan arsip,
d.      instruksi dan prosedur,
e.       output.










 







Gambar 2.1
Komponen-komponen SIM

Fungsi-fungsi pokok SIM dapat dijadikan sebagai alur kerja, yaitu:
2.    memasukkan data ke dalam sistem,
3.    mengolah data dengan menusun kembali data input dan arsip-arsip penyimpanan,
4.    mengembangkan prosedur-prosedur yang akan menentukan data mana yang akan diperlukan, kapan dan dimana data itu dapat diperoleh, untuk apa data itu dipergunakan, serta memberikan instruksi yang harus diikuti oleh pengolahnya, dan
5.    menyiapkan output laporannya.








 



MIS/SIM Server
 






Front Office
 
Processing
 
Back Office
 


Gambar 2.2
Mekanisme Kerja SIM

Implementasi SIM Berbasis Komputer dalam Pendidikan
Banyak manfaat dan keunggulan yang dapat diambil dari implementasi SIM berbasis komputer dalam pengembangan dunia pendidikan. Implementasi SIM berbasis komputer dapat berupa:
a.       Implementasi sistem informasi akademik (Siakad).
b.      Implementasi sistem informasi keuangan (Sikeu).
c.       Implementasi sistem informasi kepegawaian (Sikep).
d.      Sistem basis data.
e.       Implementasi WAN dan LAN.
f.       Implementasi sistem informasi perpustakaan.
SIM juga dapat digunakan sebagai sarana pendidikan jarak jauh. Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut:
1.    Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
2.    Interaksi dalam grup; para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
3.    Sistem administrasi mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya.
4.    Pendalaman materi dan ujian; biasanya dosen sering mengadakan kuis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan tes pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning.
5.    Perpustakaan digital; pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital, seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang.
6.    Materi online di luar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Maka, pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web (Mukhlis,2010).

KESIMPULAN
Ketatalaksanaan atau tata usaha adalah kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Rangkaian pelaksanaan ketatalaksanaan pendidikan meliputi menghimpun, mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan.
Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul, bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan cara-cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input), berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat ini juga maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.
Manajemen ketatalaksanaan dan Sistem informasi Lembaga Pendidikan berupaya untuk mencapai hal tersebut, dengan kegiatan yang meliputi pencatatan, pengolahan, penggandaan, pengiriman, dan penyimpanan semua bahan atau informasi yang temasuk dalam data lembaga pendidikan.





DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, Hartati. (____). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Tim Dosen AP. (2010). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Maksum, 2008. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (online), (http://justmaksum.wordpress.com/2008/01/28/sistem-informasi-manaje men-pendidikan-indonesia/), Diakses Tanggal 4 November 2012.
Mukhlis. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Diakses dari  http://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/10/03/sistem-informasi- man ajemen-pendidikan/ pada 4 November 2012.